Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

 
"Woi THAR! CUKUUP , UWAA...ampun!" jerit Rizal kesakitan karena dihajar Qathar "Belum! Aku belum puas!" jawab Qathar tenang sambil meninju Rizal lagi, 10 menit kemudian Qathar puas dan membiarkan Rizal duduk, Rizal melotot memandang Qathar, "Awas! Dasar Sial...aduuh, Qathar! Kau nih kubalas kau nanti!" Rizal mencoba menendang Qathar, tapi malah Qathar yang menendang kaki Rizal, Hatun dan Aliza akhirnya datang, "Pulang yuk! Aku dah puas beli buku!" seru Aliza sambil berlari kecil kearah rombongan mereka.

Akhirnya mereka sampai di tempat tenda mereka, baru saja mereka masuk ketenda langsung gerimis, mereka menghabiskan waktu dengan bermain kartu, mereka ribut sekali, "Curang! Curang! Gak boleh lihat kartu orang! Huuu! Curang!" seru Qathar pada Rizal, tak lama Rizal kalah "Akibat curang sih! Kalahkan?!" kata Hatun meremehkan, Rizal mendekati Aliza yang baru pertama kali main kartu remi, Rizal membantu Aliza, Aliza menang, Rizal dan Aliza bersorak, "aku mau sikat gigi sama cuci muka dulu, Hatun ikut aku" kata Aliza.


Setelah Hatun dan Aliza selesai menggosok gigi dan mencuci muka, mereka mendengar sesuatu, mulanya mereka tidak peduli saat mereka baru keluar WC, tapi suara itu menjadi jelas, "Suara piano dimainkan, mungkin ada orang main piano, tak usah takut" kata Hatun menenangkan Aliza, mereka lanjut melangkah lagi, baru dua langkah suara piano itu menyanyikan lagu seram, Hatun tidak takut ia sudah biasa mendengar lagu itu, tetapi Aliza ketakutan, tapi tiba-tiba mereka kaget setengah mati, ada suara semak bergerak-gerak, Aliza menoleh kebelakang. Tak ada apa-apa. "Mungkin itu hanya khayalan kita" kata Hatun tenang walau napasnya memburu dan hatinya berdetak cepat, Hatun nyaris mau menjerit ketika ada sesuatu atau seseorang berlari didepan mereka, Aliza tak sempat melihat  itu, "Jangan-jangan kita tersesat" Aliza cemas, saat Aliza celingukan, kebetulan ia melihat seseorang yang seram "Hatun..." panggil Aliza, Hatun saat itu sedang melangkah kembali ke WC, Hatun mendengar panggilan Aliza, segera Hatun menghampiri Aliza, "kita tersesat!" lapor Hatun suaranya biasa aja tapi sebenarnya dia takut juga, "Aduh, bahaya tersesat dihutan ini, sudah ditambah lagu piano seram itu lagi" Aliza ketakutan sambil memegang lengan Hatun erat, "Tadi kenapa kamu panggil aku?" tanya Hatun sambil menepiskan tangan Aliza dari lengannya, "ta...tadi..." Aliza mulai bercerita, ia mulai takut lagi, "tadi aku lihat seseorang berbaju putih, rambutnya hitam, orang itu sedang menunduk kebawah, aku langsung melihat kalau kakinya tak menyentuh tanah, bajunya berdarah-darah, hantukah itu?" tanya Aliza, Aliza sudah tak takut lagi, karena Hatun ada disitu, "dimana kamu melihatnya?" tanya Hatun tak memedulikan pertanyaan Aliza, sebelum Aliza menjawab, Hatun menjerit keras, Hatun hilang entah kemana, Aliza ketakutan dan langsung mencari-cari Hatun sendirian, "HATUUUN! Jangan tinggalin aku!" panggil Aliza keras sekali, Aliza berkeliaran di hutan angker itu, tiba-tiba ada yang mengejar dirinya, Aliza menoleh kebelakang dan melihat bayangan hitam berlari kearahnya "QATHAR! MEHMET! RIZAAAL! TOLOONG! KAU DENGAR KATAKU, THAR? TOLOOONG!" panggilnya nyaring sekali, diiringi lagu piano yang seram.

Tiba-tiba ada yang mencengkram bahu Aliza, Aliza menoleh dan melihat bayangan hitam yang seram, Aliza diseret oleh bayangan hitam itu, "QAAATHAR! QATHAAAAAAR!" panggil Aliza kali ini lebih keras sekali, suara Aliza melemah, akhirnya Aliza hilang. Ditenda, Qathar tidak mendegar jeritan Hatun dan lagu piano seram itu, saat Aliza berkeliaran, Qathar sudah cemas memikirkan Hatun dan Aliza yang tidak kembali-kembali, akhirnya Qathar mendengar jeritan Aliza yang keras sekali, Qathar segera keluar dari tenda diikuti Mehmet dan Rizal yang cemas juga, "ALIZAAA! KEMBALI!" seru Qathar, Aliza saat itu sedang berkeliaran di hutan angker itu, Qathar berjalan mendekati WC, harusnya Aliza tahu kalau Qathar ada didekatnya, tapi Aliza tak melihat Qathar. saat Qathar mengecek kedalam WC, ternyata tidak ada orang baru Qathar mau keluar, langsung terdengar lagi suara piano seram, suara itu baru terdengar oleh Qathar persis seperti dua anak perempuan itu, Aliza dan Hatun, Qathar berlari cepat-cepat, Qathar tidak tersesat, Qathar bahkan sudah sampai ditenda dimana Mehmet dan Rizal menunggu.

"Hatun dan Aliza tidak ada disana, jangan-jangan tersesat!" kata Qathar, setelah Qathar berkata begitu terdengar jeritan Aliza memanggil Qathar "QAAATHAR! QATHAAAAAAR!" begitu jeritannya, segera Qathar berlari kearah suara itu, saat Qathar sampai, Aliza sudah hilang. Qathar tidak bisa tidur, ia gelisah sekali memikirkan Hatun dan Aliza, sampai pukul  1 malam, Qathar terduduk karena mendengar semak bergerak-gerak, Qathar keluar dari tenda, dan melihat seseorang ketakutan memandangnya "Tunggu! Jangan pergi! Aku tak akan apa-apakan kamu!" panggil Qathar, orang yang dilihatnya itu mundur 5 langkah, "kamu kenapa?" tanya Qathar bingung "Ha...hantu!" kata orang itu dengan suara gemetar, "Ayolah, masuk saja, kami tak akan menyakitimu" kata Qathar membujuk agar anak yang ketakutan itu, anak itu berbadan tegap, rambutnya cokelat tapi terlihat hitam karena gelap, usianya kira-kira sebaya dengan Hatun cuma bedanya dia anak laki-laki, "Siapa namamu?" tanya Qathar lagi "Zahim" kata anak itu, Qathar masuk kedalam tenda dan membangunkan Rizal dan Mehmet, Rizal mendengus kesal, Mark, anak misterius itu tetap berdiri ditempatnya, "Awas, Thar! ADA ANAK MISTERIUS DIBELAKANGMU!" kata Rizal mengingatkan, Qathar tertawa kecil, "itu namanya Zahim katanya, "Kok diajak masuk sih?'' ucap Mehmet, Zahim masuk kedalam tenda, saat Rizal meminta Zahim menceritakan kenapa Zahim bisa sampai kesini, Zahim menceritakannya "Jadi, aku lagi jalan-jalan dikota, aku sudah tidak punya ibu ataupun ayah, yaah, jadi saat itu aku cuma jalan-jalan entah mau kemana, sampai aku masuk ke hutan ini, aku berjalan sampai masuk jauh kedalam hutan, saat aku sudah 4 hari disni, aku mau keluar lagi kekota, tapi ternyata malah tersesat, karena itu aku berkeliaran mencari jalan keluar, malamnya aku mendengar suara piano dimainkan, setelah aku keluar kamar mandi, aku melihat sosok bayangan hitam, jadi aku lari, saat lari aku tersandung batu, aku mau berdiri lagi, tapi tiba-tiba ada yang memegang bahuku, ternyata itu bayangan hitam tadi itu yang kulihat, tapi aku berhasil melepaskan tangan bayangan hitam itu, dan lanjut berlari lagi, paginya aku lapar, tapi tak ada makanan, aku minum air yang ada disumur, airnya jernih dan bersih, malam ininya aku lari lagi karena dikejar bayangan hitam itu lagi, aku berlari sampai ketempat kalian" kata Zahim, Qathar memberi makanan roti serta susu kepada Zahim.

Qathar mengizinkan Zahim tidur bersamanya, keesokan harinya, Qathar bangun lebih dulu, sambil membangunkan Zahim, dia memikirkan kejadin kemarin malam, Zahim duduk, "Thar! QATHAR!" panggil Mehmet keras sekali, Qathar menghampiri Mehmet dan menjewer telinga temannya "A.a....a....aduuh, kenapa sih?" kata Mehmet "suaramu itu lho! Berisik banget! Tak bisakah kau kecilkan dikit?" ucap Qathar marah, "Kalau kecil suaranya mana kamu dengar!" kaya Mehmet, "Halo, kawan" sapa Zahim, "Nama kami bukan kawan!" ucap Rizal ketus "tapi kan tak masalah panggil kawan, lagi pula aku kan tak tahu nama kalian" kata Zahim sambil duduk disamping Qathar, setelah memberi tahu nama mereka masing-masing, mereka berunding, "Jadi gimana nih?" tanya Mehmet, sikapnya mengesalkan, "Jadi kamu harus ditangkap hantunya, Met, biar kapok kamu. Aliza lagi diculik malah santai aja, kalau Hatun aku tidak tahu kabarnya" tukas Qathar "Coba kamu aja yang diculik, bakalan kutinggalin!" balas Mehmet, "Iya nih, Thar, masa kita cuma nunggu-nunggu aja sampai si Hatun datang!" ucap Rizal, "Ah iya, aku lupa tadi aku bawa sepucuk surat," ucap Zahim melapor sambil menyerahkan sepucuk surat pada Qathar, setelah Qathar membacanya "Isi suraatnya apa boss?!" tanya Rizal "dan dari siapa?!!" seru Mehmet tapi cepat-cepat diam, karena Qathar memandangnya dengan mata melotot, "Dari Aliza, tulisannya persis, isinya: Rumah didekat pohon-pohon besar, maksudnya apa ya?" ucap Qathar bingung "Sebentar, aku seperti pernah mendengar nama Hatun, teman kaliankah itu?" tanya Zahim, tangannya memegang buku notes, "Kau pernah mendengarnya?! Kau tahu dimana Hatun sekarang? Mestinya dia takut" kata Qathar, Qathar keliru, justru si Hatun malah biasa saja.

"Thar, coba kita kepohon-pohon yang dimaksud anak perempuan itu!" kata Zahim, dia tak tahu nama Aliza jadi hanya mengatakan itu, "Maksudmu Aliza? Nanti saja, kita cari-cari lagi, mungkin ada surat yang ditinggalkan Hatun" kata Qathar, "RIZAAAL, dasar! Kemana lagi anak itu?!" seru Mehmet kesal karena dia juga habis dihajar Qathar, "Rizalnya lagi terbang, cari Hatun!" kata Qathar iseng lagi, tiba-tiba terdengar seruan Rizal memanggil Qathar dengan suara keras sekali. Cub

Posting Komentar untuk " "

Aisya Raihana: