Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berkunjung ke Monas dan Museum Nasional

Assalamualaikum, hello! Welcome back to my blogger! Sekarang aku mau buat blogger, ''Berkunjung ke Monas dan Museum Nasional'' Aku baru pertama kali ke Monas, guys! Eeeeh, udah pernah dua kali ke Monas! Yang pertama saat aku masih kecil, tapi aku tidak naik ke atas Monas, yang kedua, yah-sekarang, aku naik keatas Monas sekarang. Oh iya, aku pergi tidak hanya ke Monas, tapi aku juga pergi ke Perpustakaan Nasional RI guys, dan aku juga pergi ke Museum Gajah! Kalian tahu dimana letak Monas? Letaknya Monas tepat didepan Perpustakaan Nasional RI, kalian penasaran dengan pengalamanku ke Monas? Oookay, I'll tell you!. 

Bismillahirrohmanirrohiim.

Yaah, aku berangkat ke Monas hari Selasa tanggal 5, aku bangun tidurnya kira-kira pukul empat pagi, Mama bangun pagi-pagi pukul empat untuk menyiapkan makanan untuk sarapan di Monas, aku bangun setelah abang dan Nukman bangun, dan abang lagi mandi, sambil nunggu abang selesai mandi, aku baca buku. Baca buku tentang Charlie and the Chocolate Factory, buatan Roald Dahl. Sebenarnya aku sudah selesai baca buku itu, dan sudah kubaca berkali-kali kalau lagi gak ada buku baru. Tapi sekarangkan lagi enggak ada buku baru, jadi aku baca buku Charlie and the Chocolate Factory. Akhirnya setelah abang selesai mandi, giliranku sekarang. Agak lama aku mandi. Taapi, yang penting akhirnya selesai juga mandinya. Setelah sudah memakai baju aku mengeringkan rambut dengan handuk sambil berteriak-teriak menyuruh Nukman mandi, 'DEK! MANDI, DEK! NTAR KETINGGALAN!'.

Setelah Nukman selesai mandi, aku hanya bermalas-malasan, sama sekali tidak ada kerjaan, lebih baik tiduran! Hehehe, tapi tentu saja aku tidak tidur, untuk apa tidur coba?. Setelah semua sudah siap, aku shalat shubuh dulu, shalat berjamaah, baru berangkat! Aku berangkat ke stasiun kereta yang dekat dari rumahku yaitu Stasiun Rawa Buntu. Sesampainya disana, aku tidak menunggu lama, kira-kira 5 menit kereta yang menuju ke stasiun Tanah Abang telah tiba. Dan aku pun menaikinya.

Di dalam kereta penuh banget penumpangnya! Banyak barang di sana-sini. Aku tidak kebagian tempat duduk, jadi aku berdiri lama sekali. Saat kereta berhenti di Tanah Abang, aku siap-siap hendak keluar. Ish...Banyaknya orang mau keluar, mau jualan kali ya? Pikirku. Keluar dari kereta, aku ketemu abang, ayah, dan Nukman yang tadi beda tempat, tapi tetap di dalam kereta yang sama ya guys hanya beda gerbong saja! Sesampainya di halte bus stasiun Tanah Abang, bus Tn. Abang-Gondangdia sudah menunggu di sana, ayah menyuruh naik bus itu. Ketika bus sudah mendekati halte Masjid Ar-Rayyan, aku siap-siap, karena aku aku akan turun di sana. Kemudian aku berjalan kaki menuju Perpustakaan Nasional RI.

Foto sebentar guys!

Sesampainya di Perpusnas, aku menyebrangi jalan menggunakan fasilitas pelican cross karena Monas tepat di seberang Perpusnas. Sesampainya di Monas, ayah mencari tempat sarapan, dan akhirnya ayah memilih sarapan di taman Monas yang ada kursi hijaunya, ayah mengeluarkan bulatan panjang dari tas Nukman, ternyata itu adalah karpet, karpet untuk alas makan guys!. Kali ini aku makan mie goreng dengan telur dadar yang mama buat sebelum berangkat ke Monas. Selesai makan, aku langsung memakai kembali jilbabku, karena tadi saat makan aku buka jilbab dulu. Panas. Oiya, ayah lupa ambil uang, jadi ayah pergi dulu cari tempat ATM BCA atau yang lain-lain (Yah...Siapa yang tahu ayah pakai kartu apa? Aku nebak aja), aku sama mama, abang, Nukman, dan Medina menunggu di dekat pagar hijau tepat disamping tugu Monas. Nah, di pagar hijau itu ada tembok yang lumayan tinggi, sehingga aku bisa duduk disamping tembok itu sehingga terik matahari tidak langsung mengenai tubuhku. Yah, tak apalah. Daripada di gurun pasir! Bah...Panas tuh.

Widiih, keren!

Kemudian, aku mondar-mandir mencari tempat duduk. Abang sudah langsung aja ketemu tempat duduk, ada motor yang disandarkan di tembok tadi. Abang duduk disana. Kalau aku, aku akhirnya duduk di motor bersebelahan dengan motor yang abang duduki.  Agak lama ayah baru kembali. Ayah baru tahu dimana masuk ke Monas-nya guys, soalnya ada yang ngasih tahu. Bah...Ramenya orang di tempat tiket-tiket. Mama scan sesuatu guys pakai hape, aku sama sekali tidak tahu namanya apa. Yang penting, Mama tadi nunjukin sesuatu di hape. Baru petugasnya menyilakan masuk!.

Di dalam Monas, aku melihat-lihat museum yang berada di lantai bawah Monas. Aku melihat manusia purba (Patung ini guys, patung...), pesawat buatan Habibie, orang Indonesia disuruh kerja paksa sama orang Jepang, pertempuran Surabaya, dan aku juga melihat ini guys. Menyeramkan, atau lebih tepatnya mengerikan. Aku melihat orang PKI membunuh jenderal-jenderal indonesia lalu dimasukkan ke dalam lubang buaya, juga ada yang dimasukkan ke lubang buaya hidup-hidup! Seram ya?. 

Baca dulu, guys!

Setelah melihat-lihat sebentar, aku hendak naik ke puncak Monas, menggunakan lift, guys, karena di Monas tidak ada tangga. Wiih, antrinya panjang banget. Antri di liftnya guys. Tapi akhirnya aku bisa masuk ke lift. Lift melesat keatas. Pintu lift terbuka. Aku keluar dari lift. Aku sudah sampai di puncak Monas! Aku bisa melihat gedung perpustakaan dari sini, guys.

Eh, ada apa ya?

Ada teropong lho guys di lantai paling atas. Kata mama, nanti kita bisa lihat seluruh Jakarta pakai teropong ini. Tapi...Saat aku menggunakan teropongnya, aku cuma melihat tanah. Kalau abang lihat mobil doang. Selesai puas memakai teropong. Aku turun. Aku hanya sebentar diatas. Dan...Lagi-lagi mesti antri guys. Banyak yang mau masuk ke lift. Mau turun. Fiuuh...Akhirnya sampai juga di bawah. Aku tinggal turun lewat tangga. Saat di museum Monas lagi, aku sempat lewat toilet. Ayah menawarkan 'Mau ke toilet gak?' Yah tanpa menolak langsung masuk aja guys. Di toilet...Tetap antri, tapi aku hanya sebentar antrinya. Paling hanya dua menit atau semenit. 

Setelah selesai berkeliling melihat museum monas, aku berjalan keluar dari Monas, dan aku melewati tempat buku-buku. Ada mbak-mbak petugas disana yang berpakaian muslimah menawarkan 'mau ambil bukunya tidak?' Aku ambil deh, ambil tiga buku. Bukunya isi peta Jakarta. Ada Masjid Istiqlal, Monas, Kota Tua, dll. Setelah itu pergi. Kata mbaknya, bukunya gratis. Makanya setelah ambil buku, langsung keluyuran pergi. Di luar ayah melihat tempat mengambil air minum. Ayah mengambil botol minum dari tas Nukman dan tas aku, lalu membuka tutup botol dan mengisinya dengan air. Saat kuminum airnya. Eeehm...Agak asem, tapi aku haus banget guys, jadi aku minum agak banyak.

Setelah keluar dari Monas, ayah mau ke taman tempat aku sarapan tadi. Ayah lagi mau makan. Tetapi ke tamannya lumayan jauh. Jadi aku naik mobil wisatawan. Guys, kalau kalian sudah membeli tiket masuk Monas, kalian tidak perlu membayar lagi untuk naik mobil wisatawannya. Ingat, itu hanya bagi yang sudah membeli tiket masuk Monas. Saat sampai di taman, ayah mencari tempat makan siang. Dan ayah memilih di tempat yang terlindungi dari jilatan terik matahari. Sekarang aku makan ikan goreng. Hanya ikan goreng. Tapi yang penting enak! Aku makan barengan Medina. Medina darti tadi ngeluh bilang 'Kenyang, Ma...Kenyang...' Hehehe.

Setelah makan, ayah melipat kembali karpet yang dipakai untuk alas makan. Lalu, ayah meminta mama untuk membelikan minuman memakai uang ayah. Mama menurut, dan,  mama kembali dengan membawa tiga botol minuman. Satu air mineral. Satu teh pucuk. Dan satunya lagi teh pucuk juga. Setelah minum teh pucuk, aku kenyang. Tinggal lanjut jalan ke Museum Gajah. Kata mama Museum Gajahnya dekat. Tapi ternyata agak jauh! Kakiku sudah pegal. Malah ditengah jalan tas Nukman rusak.  Resletingnya kebuka dan tidak bisa dipasang kembali. Yah akhirnya terpaksa barang-barang yang ada di dalam tas Nukman dipindahkan ke tas aku dan tas abang. Sedang tas Nukman ditaruh ke dalam plastik.

YUUUHU! Akhirnya sampai di Museum Nasional (Museum Gajah ini guys). Aku masuk kedalam museum langsung setelah berfoto sebentar. Di pintu masuk, ayah agak seperti sibuk dengan petugas museum,  akhirnya masuk ke dalam museum. Yang kulihat pertama adalah 'Arca', patung zaman dulu. Kata ayah, patungnya dulu disembah sama orang-orang. Omong-omong, ada lho, tangan patungnya hilang! Hihihihi...Siapa sih yang rusakin? Aneh. 

Kalian bisa lihat arca-arca dibelakangku?

Setelah puas melihat-lihat 'arca' aku ke tempat museum lain, maksudku ke tempat lainnya yang ada di dalam museum tersebut. Di lantai 1, itu museumnya menampilkan arca, peninggalan kerajaan majapahit, kerajaan Buddha, dan kerajaan Hindu. Dilantai 2,  ada peninggalan-peninggalan yang berhubungan dengan sains dan teknologi. Di lantai 3, terdapat peninggalan-peninggalan yang berhubungan dengan sosial dan kebudayaan. Di lantai 4...Aku gak tahu, soalnya aku belum ke sana. Oiya guys, aku ke sana cuma berharap bisa melihat tengkorak guys, sama manusia purba, penasaran aja gitu. Wkwkwkwk. Di lantai 1, aku melihat kalung mutiara, mutiara asli sepertinya! Keren lho guys! KEEEREN 😎, jadi kebayang orang makai itu guys!.

"Woaah, keren banget kalungnya!"

Kemudian aku naik ke lantai atas, aku gak sempat melihat-lihat semuanya guys, tapi aku sempat lihat manusia purba sama skeleton Minecraft, eh tengkorak, jangan takut, guys. Skeletonnya gak bakalan hidup lagi. Dia sudah KO. Setelah melihat itu aku naik ke lantai 3 menggunakan lift. Di lantai 3, aku melihat rumah-rumahan! Rumah boongan ya, guys. Aku juga agak nyesal karena gak bawa buku catatan. Lumayan untuk menulis apa yang aku amati disana daripada gak ada kerjaan! Setelah puas mengelilingi lantai 3, aku pulang, pulangnya ke Perpusnas, guys. Aku ambil tasku dulu. Soalnya tasnya dititip dulu sama petugas saat di pintu masuk.

Permisi, Skeleton. Kami hanya hendak melihat

Weeh, kalau mau ke Perpusnas baru semangat! Karena bakalan asyik nanti baca buku. Sekarang aku tidak jalan kaki, tapi naik bus. Kakiku sudah pegal. Psst...Sekarang aku tidak naik bus seperti biasa. Tapi aku naik bus Transjakarta. Rame banget busnya. Aku salah naik bus, yang seharusnya naik bus 1A tapi ini naik bus 2A, jadi lambat deh sampainya. Terpaksa berhenti di stasiun Senen, dari stasiun Senen aku naik bus yang menuju halte Harmoni. Sesampainya di sana, Abang sempat-sempatnya minta ke ayah beli minum di tempat mesin minuman otomatis. Tiba-tiba busnya datang, ayah buru-buru mengambil botol minum yang ayah beli lalu aku menaiki bus yang datang itu. Karena tidak sempat lihat bus-nya, ternyata tujuan busnya ke Blok M bukan ke halte Balai Kota, jadi turun di halte BI (Bank Indonesia).

Nunggu bus-nya datang!

Saat di halte BI
, ayah menyuruh untuk shalat dzuhur terlebih dahulu di masjid kantor lama ayah waktu belum aku lahir (Ya tentu saja, sebelum aku lahir. Abang aja belum lahir!), tempatnya dingin dan nyaman. Nah, selesai shalat dzuhur, aku berjalan kaki ke Perpusnas. Saat sudah dekat Perpusnas aku sudah gak terlalu capek, guys! Sudah asyik mikirin mau minjem buku apa aja nantinya!.

Seingatku, aku meminjam buku hanya empat buku, nama judulnya seperti ini: The Perfect Life, My Brother and a Flower, Incridble Advanture, dan Hijab for Sister 3. Masih ada waktu sebentar, aku mencari buku lainnya untuk dibaca di tempat, aku baca buku PBC, tapi judulnya aku tidak tahu (Gak diperhatiin sih). Kemudian ayah mengajak turun ke lantai 7A, tempat buku anak-anak kecil, seperti buku komik. Medina paling semangat disana! Mondar-mandir nyari buku. Kalau Nukman sudah langsung minjam dua buku, pakai kartu ayah. 

Okay, sampai sini dulu, ya! Sori kalau ada yang salah dibloggerku. Syukran yang sudah baca bloggerku. Aku kasih saran nih, kalau kalian ke Museum Gajah kalian bawa buku catatan untuk nyatat-nyatat. Lumayan, kan? Bisa kalian baca nanti di rumah. Yasudah, sampai jumpa lagi, teman-teman! Bye-bye! Sampai jumpa lagi dibloggerku selanjutnya!.

Posting Komentar untuk "Berkunjung ke Monas dan Museum Nasional"

Aisya Raihana: