Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Buku Padang Bulan

Ehem...Halo, kembali lagi dengan aku. Hari ini aku mau membuat blog Review Buku Padang Bulan. Kalian tahu siapa yang buat buku Padang Bulan? Tentu saja, Andrea Hirata. Buku itu aku pinjam di Perpustakaan Nasional RI! Awalnya, kukira buku itu tidak seru, tetapi setelah buku yang kupinjam sudah kubaca semua, aku membaca buku itu dan rupanya sangat seru, lho! Bukunya sangat lucu atau bahasa Koreanya: Useubda (우습다 = Lucu/humor). Di buku ini karakter utamanya adalah Enong. Tapi cerita Enongnya hanya sebentar, lalu lanjut cerita tentang Ikal. Maksudku, namanya Ikal. Ikal si rambut ikal, cocok sekali! Kalian penasaran? Makanya yuk lihat dulu reviewnya!

Jadi kita mulai di cerita Enong. Enong adalah anaknya Syalimah dan Zamzami, ia sangat menyukai bahasa Inggris (Aku juga suka, aku suka mendengar orang berkomunikasi dalam bahasa Inggris, dan aku suka lagu bahasa Inggris). Nanti di awal bukunya, bakalan ada Zamzami bilang akan memberi kejutan ke istrinya, Syalimah. Syalimah dan Zamzami adalah anggota yang kurang mampu, Syalimah berpikir bagaimana mungkin orang seperti mereka mengenal kejutan? Nah, saat Zamzami sedang pergi ke kantornya, ada barang di kirim ke rumah Syalimah, Syalimah yakin itu mungkin kejutan Zamzami!

Saat Syalimah menarik terpal, terlihat barang yang berkilauan: Sepeda Sim King made in RRC (Aku pun tak tahu, apa itu sepeda Sim King)! Syalimah sangat senang, sampai-sampai dia sudah membayangkan ia menaiki sepeda tersebut pergi ke pasar malam! Lalu ada kabar yang menyedihkan, Kawan!

Zamzami tertimbun tanah! Sirun yang melaporkan kecelakaan itu kepada Syalimah, tentu saja Syalimah sedih! Zamzami meninggal karena tertimbun tanah. Dan Enong, anak tertuanya Syalimah dan Zamzami, terpaksa mencari kerja.

Enong mencari kerja di kota, tapi banyak yang tidak terima. Ada yang minta ijazah, tapi Enong hanya bilang dia sudah hampir tamat SD. Enong bergelandang, dan akhirnya dia bekerja mencari timah! Dia adalah pendulang perempuan pertama di sejarah penambangan timah (Aku tidak tahu itu beneran atau tidak).

Lanjut ke ceritanya si Ikal! Ikal tidak tahu sama sekali tentang ulang tahun! Dia bertanya pada teman sekelasnya di sekolah Laskar Pelangi (Andrea Hirata sudah menerbitkan buku Laskar Pelangi, silakan di baca), banyak yang tidak tahu. Karena mulutnya si Ikal cerewet sekali (Dapat kubayangkan! Mungkin saja ia berteriak-teriak bertanya) Syahdan akhirnya menjawab kalau bahwa ulang tahun itu adalah acara untuk memperingati arwah seorang pencipta lagu (Jangan di percaya, guys! Hihihi).

Nah, Borek yang berotot dan selalu ngotot berdebat dengan Syahdan tentang ulang tahun. Datanglah si Trapani, lalu menjelaskan kalau ulang tahun itu tidak ada sangkut-pautnya dengan hantu (Jos! Benar itu!) justru melainkan pangkat orangtua! Katanya, anak yang kurang mampu tidak bisa merayakan ulang tahu, kalau ada yang berani merayakan ulang tahun akan di tangkap polisi (Jangan percaya!).

Nah, si Ikal mau memberi hadiah ke A Ling (Teman perempuan Ikal, orang Tionghoa), awalnya hadiah layang-layang, lalu selanjutnya hadiah tasbih yang di jadikan kalung oleh A Ling. Nah selanjutnya lagi, ia memberi hadiah melihat punai-punai!

Nah, ketika si Ikal mau membawa lari si A Ling dan si Ikal mendatangi Numpang Miskin, A Lingnya tidak ada, lalu seseorang mengatakan kalau A Ling sedang di jemput oleh seorang pria. Lalu, temannya Ikal, Detektif M. Nur, mengatakan kalau mata-mata di Numpang Miskin melihat A Ling di bonceng oleh seorang pria. Nah, Ikalnya sedih sekali. Lalu, Detektif M. Nur menyuruhnya melihat si pria yang membonceng A Ling, namanya Zinar.

Nah, saat si Ikal sedang di dalam perjalan mau ke toko Zinar, ada satu percakapan di pikirannya:

'Anda terlambat, Zinar menelan biji durian, lalu mati.' kata seorang perempuan di toko Zinar.

'Baiklah.'

Ada juga yang lain:

"Na! Saya adalah Ikal! Saudara telah mengambil A Ling, kembalikan!" kata Ikal. Lalu Zinar menjawab: "Maaf, maaf, Pak. Saya kira A Ling tidak ada yang punya, maaf ya, Pak!" kata Zinar.

"CIAT, BUK-BUK-BUK!"

"Ampun, Pak, tak saya ulangi lagi!" Zinar berkata

"Awas!" ancam Ikal

Pernah juga si Ikal hanya ingin meninggikan badan agar bisa mendapatkan kembali si A Ling, tapi malah hampir meninggal karena kecekik! Malah di kira sama Enong (Enong berteman dengan Ikal) dan Detektif M. Nur, gantung diri! Padahal, kan, bukan itu maksudnya!

Nah, di akhir ceritanya, kalian akan tahu! Kalian penasaran, kan? Kenapa si Ikal bisa sampai begitu hanya demi bisa mendapatkan A Ling? Bacalah di PADANG BULAN! Aku saking sekarang sukanya membaca cerita karya Andrea Hirata, aku jadi kepingin meminjam buku di Perpustakaan, judulnya: Cinta di Dalam Gelas buatan Andrea Hirata! Wah, yuk baca koleksi buku Andrea Hirata! Sampai jumpa lagi!

Posting Komentar untuk "Review Buku Padang Bulan"

Aisya Raihana: